|
|
Presiden Obama akan menghadiri KTT ASEAN di Singapura |
Presiden Amerika Serikat Barack Obama banyak memangku banyak status menjadi yang pertama.
Pemimpin Amerika pertama yang berkulit hitam ini juga presiden Amerika
pertama yang semasa kecil pernah tinggal di Asia - mengutip
istilah seorang pejabat negara itu dia adalah presiden pertama
dengan "orientasi Asia Pasifik.
Presiden Obama akan mencoba mengambil keuntungan dari fakta ini dalam rangkaian kunjungan satu minggu ke Asia.
Dia berniat membangun dan meningkatkan hubungan penting dengan sekutu dan negara pesaing di wilayah itu.
Dia akan membicarakan sejumlah besar masalah - sebagian merupakan
masalah yang mengganggu seperti perdagangan global, nilai mata uang
Cina dan hutang Amerika, serta bagaimana berurusan dengan Korea
Utara dan Birma ditambah dengan perubahan iklim.
Dia juga akan menjadi presiden Amerika pertama yang menghadiri KTT ASEAN di Singapura.
Langkah itu menurut Ben Rhodes, pejabat senior di Dewan Keamanan
Nasional, merupakan pertanda jelas akan "komitmen kuat presiden untuk
bekerja sama secara menyeluruh dengan mitra Asia".
| |
Pembuat mainan Jepang membuat topeng Obama |
"Dia mengerti bahwa masa depan kemakmuran dan keamanan negara kita
sangat terkait dengan wilayah dunia ini," ujar Rhodes kepada para
wartawan.
Sementara masa depan Amerika mungkin terkait dengan Asia, wilayah ini
juga tergantung pada Amerika Serikat - terutama di bidang
perdagangan atau target kebijakan luar negeri.
Itu sebabnya perjalanan kali ini sangat penting.
Wilayah Asia membeli sekitar 25% ekspor Amerika - 1,6 juta lapangan
kerja di Amerika Serikat sangat tergantung pada pasar ekspor.
Di saat krisis ekonomi terjadi, masalah ini semakin penting.
Wakil penasehat keamanan nasional urusan masalah ekonomi, Michael
Froman, mengatakan Amerika ingin memastikan negara-negara di Asia
"mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang seimbang, membuka pasar,
mengijinkan kami memperluas ekspor ke wilayah dan menciptakan lapangan
kerja di sektor berorientasi ekspor di Amerika".
Tahun depan pertumbuhan ekonomi di wilayah Asia diperkirakan mencapai 7%.
Perjalanan, yang meliputi Jepang, Korea Selatan dan Cina, ini bertujuan
mengirim pesan bahwa Washington masih merupakan pemain yang kuat
di wilayah. Dan juga untuk meyakinkan sekutu Amerika yang
khawatir dengan kekuatan Cina untuk menguasai.
Adu kekuatan
Seorang pejabat senior Amerika Serikat baru-baru ini mengatakan bahwa
"Cina ada di mana-mana, pekerja asal Cina ada di berbagai wilayah
mulai dari India hingga Birma sampai Iran". Dia menambahkan bahwa
Amerika memandang Cina mengambil alih pengaruh secara ekonomi di
sebagian wilayah dunia.
"Menurut saya pandangan yang ada di Asia adalah bahwa pengaruh Amerika
di wilayah itu menurun sementara pengaruh Cina meningkat," ujar
Jeffrey Bader, yang mengurus masalah kebijakan Asia di Dewan
Keamanan Nasional.
"Salah satu pesan yang dibawa oleh presiden dalam kunjungan ini adalah
bahwa kami satu negara Asia-Pacifik dan kami berniat untuk terus
dalam posisi itu."
Secara mengejutkan Bader cukup terus terang saat membicarakan pentingnya hubungan dengan Beijing.
Setelah menyebut masalah dalam agenda kunjungan, dia mengakui bahwa
tidak satupun agenda Amerika ini "akan sukses tanpa kerjasama dengan
Cina".
Para pemimpin Cina tampaknya akan gembira dengan pernyataan ini dan
besarnya kekuatan yang diakui oleh Amerika Serikat.
Bader menambahkan bahwa pemerintah Amerika tidak pernah memandang
hubungan itu sebagai "siapa kuat dia menang, tetapi hubungan yang tentu
saja ada perbedaan, dan akan saling bersaing di sejumlah sektor.
Tetapi kami ingin memaksimalkan sektor-sektor yang bisa
dijadikan ajang kerjasama karena tantangan global tidak akan bisa
dicapai jika hal itu tidak dilakukan."
Jaminan strategis
Pemerintah Obama menerapkan pendekatan pragmatis dengan sekutu dan
saingannya - tetapi pendekatan ini masih belum membuahkan hasil.
Kubu pengkritik pemerintah Obama mengatakan presiden bersikap terlalu mengakomodir baik dengan Cina atau Rusia.
"Kebijakan yang disebut 'jaminan strategis' ini bertujuan meyakinkan
Cina bahwa Amerika Serikat tidak berniat menghambat mereka semakin
berkuasa. Rincian kebijakan itu masih belum jelas, tetapi sama
dengan kebijakan 'memulai dari awal' dengan Rusia, kebijakan itu
akan membuat sekutu Amerika merasa khawatir," tulis Robert Kagan
dari Carnegie Endowment for International Peace seperti dimuat
harian Washington Post.
Berbeda dengan pandangan pemerintah terhadap hubungan itu, Kagan
mengatakan bahwa "untuk Cina - yang bersikap realistis - persaingan
dengan Amerika di Asia Timur adalah bersifat siapa kuat dia yang
menang".
Para akademisi juga terus membicarakan arti 'jaminan strategis' ini.
Para pengkritik mengatakan kalimat itu lebih bersifat seperti
menyenangkan pihak lain, sementara pendukungnya mengatakan kebijakan
itu menginginkan Beijing juga memberi jaminan.
Setidaknya itu yang dikatakan oleh wakil menteri luar negeri Jim Steinberg saat mengajukan istilah tersebut.
"Cina harus meyakinkan seluruh dunia bahwa pembangunan dan peran
globalnya yang semakin besar tidak akan membahayakan keamanan dan
kesejahteraan negara lain.
Para pakar Asia akan memperhatikan apakah Amerika akan lebih menekan
Cina dengan kebijakan itu dalam perjalanan kali ini.
Salah satu tekanan itu kemungkinan muncul di Tokyo. Di sini presiden
akan berpidato dan dia diperkirakan akan menegaskan kembali keeratan
persekutuan Washington dengan Jepang.
Namun dibalik pertemuan resmi, akan ada diplomasi orang-perorang dengan
masyarakat biasa di Shanghai dan juga acara jalan-jalan di
Beijing.
Latar belakang kehidupan Obama juga akan memainkan peran - di Singapura
dia akan mengadakan pertemuan bilateral dengan presiden Susilo
Bambang Yudhoyono.
Dia tinggal di Indonesia selama empat tahun saat masih kanak-kanak.
Artikel yang bersangkutan : KLIK DISINI