BNI Rangkul Bank Jepang Beraset Rp 550 Triliun

19.02 |

BNI Rangkul Bank Jepang Beraset Rp 550 TriliunKOMPAS/PRIYOMBODO Anjungan tunai mandiri (ATM) milik BNI di Jakarta.


TOKYO, Untuk ekspansi bisnis internasional, PT Bank Negara Indonesia Persero Tbk (BBNI) menjalin kerjasama dengan The Iyo Bank Jepang. Iyo Bank merupakan regional bank terbesar di daerah Shikoku Jepang yang mengelola aset sekitar Rp 550 triliun. Pemimpin Cabang BNI Tokyo Gatoet Gembiro Noegroho menjelaskan, kerja sama ini diharapkan dapat meningkatkan pelayanan bagi nasabah kedua bank, baik yang ada di Indonesia maupun di Jepang.
Kesepakatan kerja sama BNI dan The IyoBank ini secara resmi ditandangani oleh pihaknya dengan Mr. Kazutomi Hirai, General Manager, Divisi International & Overseas Business Support dari The Iyo Bank di Ehime, awal pekan ini. Kerja sama tersebut merupakan rangkaian inisiatif bisnis BNI untuk memperluas jaringan yang mendukung bisnis perbankan dan transaksi internasional lainnya.
"Hal ini sejalan dengan komitmen BNI, sebagai bank nasional di Indonesia yang memiliki jaringan internasional yang paling luas untuk bridging the world and Indonesia. Sehingga diharapkan dapat meningkatkan pelayanan BNI untuk memenuhi kebutuhan nasabah dari bank-bank yang menjadi mitra kami," kata Gatoet, di Tokyo, Kamis (15/11/2012).
The Iyo Bank adalah regional bank yang berdiri sejak 1878, memiliki 150 cabang serta 11 anak perusahaan yang berada di 13 perfecture atau provinsi di Jepang. Terdapat 63 nasabah perusahaan yang telah beroperasi di Indonesia.
Saat ini, BNI memang getol memberikan layanan produk mau pun non produk perbankan pada bank-bank asal Jepang yang membawa nasabah korporasi mereka ke Indonesia. Layanan tersebut antara lain membawa perusahaan kecil dan menengah asal Jepang yang juga nasabah dari Bank asal Jepang ke kawasan industri di Indonesia, seperti ke kawasan industri Karawang, Jawa Barat yang sudah dilakukan pada Selasa (23/10/2012) lalu. Fasilitas tersebut merupakan bagian dari aktivitas unit khusus yang disebut Japan Desk di BNI.
BNI juga sudah mengikat perjanjian kerja sama dengan sekitar 39 Bank Regional dan satu Shinkin Bank (Bank Koperasi) yang masing-masing memiliki nasabah yang sangat tertarik untuk berinvestasi ke Indonesia. Nilai investasi rata-rata nasabah bank asal Jepang yang berskala UKM adalah sekitar Rp 120 miliar per perusahaan.
Saat ini, ada lebih dari 1.000 perusahaan Jepang di Indonesia yang mempekerjakan sekitar 300.000 orang. Bank-bank regional asal Jepang yang telah bekerja sama dengan BNI antara lain Hyakugo Bank, Hokuto Bank, Shonai Bank, Chugoku Bank, Gunma Bank, Juroku Bank, Hiroshima Bank, Hokuriku Bank, Kagoshima Bank, Kyoto Bank, Aichi Bank, dan Joyo Bank.
more artikel KLIK
Read more…

MindTalk Mau Ekspansi ke Luar Negeri

18.59 |

MindTalk Mau Ekspansi ke Luar NegeriAditya Panji/KOMPAS.com Duo pendiri MindTalk, Danny Oei Wirianto dan Robin Marufi

JAKARTA,
Jejaring sosial berbasis minat MindTalk.com resmi dirilis pada Rabu (14/11/2012). Setelah melakukan beragam usaha menambah jumlah pengguna di Indonesia, MindTalk juga berencana melakukan ekspansi ke beberapa negara potensial lainnya.
MindTalk didirikan oleh Robin Marufi dan Danny Oei Wirianto. Mulai dikembangkan pada awal 2011, MindTalk versi beta dirilis pada September 2011. Saat ini, MindTalk memiliki 180.000 pengguna. 65% dari jumlah itu adalah pengguna aktif, dan 85% berasal dari Indonesia.
Danny mengatakan, MindTalk juga diminati oleh pengguna di 190 negara. Ini terbukti dari data unduhan aplikasi MindTalk yang telah tersedia untuk perangkat mobile bersistem operasi iOS, Android, BlackBerry, Windows Phone, serta platform Nokia.
"Di toko aplikasi online, MindTalk di-download oleh pengguna di 190 negara. Malah ada negara yang tidak saya ketahui," ujar Danny.
Hal ini membawa optimisme bagi MindTalk untuk rencana ekspansi ke negara yang memiliki potensi besar dalam bisnis media sosial. Rencananya, mereka akan ekspansi ke negara Asia Tenggara dan India. "India punya potensi paling besar," ujar Danny.
Dengan rencana ini, MindTalk harus menyediakan layanan dalam bahasa setempat dan mengembangkan fitur sesuai selera pasar global.
"Kita tentu melihat pasar, dipantau dulu negara mana yang paling potensial. Kalau ada pasar yang perkembangannya bagus, kita akan rekrut perwakilan di sana untuk lebih memperkenalkan MindTalk," kata Danny dengan nada optimis.
Suntikan dana yang mengalir ke MindTalk saat ini hampir mencapai Rp 1 miliar. Mereka sedang mencari investor lain, baik lokal maupun asing, untuk menopang kelanjutan operasional dan bisnis MindTalk.
MindTalk kini diasuh oleh 18 karyawan yang sebagian besar adalah pemrogram, dan perancang user experience yang memberi sensasi berbeda saat pengguna memakai layanan MindTalk. Dalam waktu dekat, MindTalk akan merekrut belasan karyawan lagi.
Di Indonesia, MindTalk terus melakukan pemasaran untuk mengenalkan layanan kepada publik dengan melakukan seminar, bekerjasama dengan situs web untuk memasukkan tombol MindTalk untuk berbagi konten, dan bermitra dengan produsen perangkat mobile lokal.
"Aplikasi MindTalk telah menjadi aplikasi bawaan di gadget merek Polytron, dan beberapa gadget lokal lainnya," terang Danny, yang juga pemegang saham situs web komunitas Kaskus.
Selain itu, MindTalk beberapa kali juga menggelar kompetisi pembuatan aplikasi untuk mengenalkan Application Programming Interface (API), yang bisa dipakai bebas oleh pihak ketiga. Hal ini memungkinkan siapa saja membuat aplikasi maupun game di MindTalk, untuk memperkaya konten di MindTalk itu sendiri.
"Dengan MindTalk membuka API ini, pengembang aplikasi bisa membuat aplikasi atau game apa saja. Sesama orang Indonesia, kita akan saling dukung untuk memperkenalkan aplikasi atau game lokal," ujar Danny.
MindTalk merupakan jejaring sosial yang fokus pada minat. Pengguna bisa mengikuti saluran minat yang telah disediakan oleh MindTalk, mulai dari fotografi, teknologi, fesyen, selebriti, kesehatan, otomotif, hingga bisnis dan pemasaran. Pengguna dapat berinteraksi dengan pengguna lain seperti membagi foto, video, hingga artikel. Jika minat yang diinginkan belum tersedia, pengguna bisa membuatnya sendiri.
more artikel KLIK


Read more…

Media Sosial Bantu XL Hadapi Pelanggan

18.56 |

Media Sosial Bantu XL Hadapi PelangganSitus web jejaring sosial

JAKARTA, Perusahaan operator seluler XL Axiata memanfaatkan situs web media sosial sebagai alat komunikasi antara perusahaan dengan pelanggan. Jika dikelola secara benar, menurut pihak XL, media sosial dapat mengurangi sentimen negatif terhadap perusahaan.
Pengaduan maupun perbincangan di media sosial meningkat pesat dibandingkan jumlah aduan ke layanan pelanggan (customer service) XL. Senior Marketing Brand and Communications XL Axiata Tommy Watimena, mengatakan, setiap harinya ada lebih dari 60 ribu percakapan tentang XL di media sosial. Tapi, yang benar-benar melontarkan komplain hanya 10% dari jumlah tersebut.
"Komplain di customer service memang turun, tapi di media sosial naik pesat. Saat ini orang cenderung malas telepon, mereka cari cara yang lebih praktis kalau mau komplain, yaitu lewat media sosial," kata Tommy di sela acara peluncuran XL New Sosial Media di Jakarta, Rabu (14/11/2012).
Namun, melalui media sosial pulalah, pelanggan tak lagi pikir panjang jika ingin komplain. Bahkan, tak sedikit pelanggan yang melontarkan kata-kata kasar di media sosial.
XL mengaku tak alergi dengan hal macam ini. Tim sosial media yang digawangi oleh 6 karyawan, aktif menjawab segala pertanyaan dan komplain pelanggan. "Sekarang sudah bukan jamannya lagi menutup-nutupi masalah. Sekarang kita transparan. Kalau memang sedang ada masalah teknis, ya kita akui itu. Tapi kita tetap berusaha memberi solusi," Tommy menjelaskan.
Dengan aktif melayani lewat media sosial, sentimen negatif kepada XL bisa berkurang. Hal ini dibuktikan melalui perangkat lunak pendeteksi perbincangan di media sosial yang dipakai oleh XL.
Pada November tahun 2011 lalu, XL mencatat ada 60% sampai 65% sentimen negatif tentang perusahaannya di media sosial. Karena tim media sosial XL terus menjawab pertanyaan dan komplain, serta melakukan edukasi di media sosial, sentimen negatif itu turun menjadi 25% pada November 2012.
Tommy mengakui, menekan jumlah sentimen negatif di industri telekomunikasi memang sulit. Jika waktu pengiriman SMS lama, pelanggan langsung melontarkan komplain di Twitter tanpa pikir panjang. "Padahal bisa jadi ponsel si penerima SMS sedang tidak aktif, makanya SMS-nya tidak masuk," ujarnya.
XL terus melakukan pendekatan kepada pelanggan melalui media sosial. Ada akun yang khusus untuk pengaduan, dan ada akun yang khusus untuk berbincang-bincang saja. XL memanfaatkan jejaring sosial Pinterest, Facebook, Twitter, dan Instagram untuk berbincang dengan pelanggannya.
more artikel KLIK
Read more…

Market information CHF/JPY


Investing.com

Market information GBP/JPY


Investing.com

Market information EUR/GBP


Investing.com

Market information AUD/USD


Investing.com

Market information EUR/JPY


Investing.com

Market information USD/CHF


Investing.com

Market information GBP/USD


Investing.com

Market information USD/JPY


Investing.com

Market information EUR/USD


Investing.com