Jakarta - Siapa sangka, bahan dasar mendong,
tanaman sejenis padi bisa menghasilkan keuntungan hingga Rp 200 juta per
bulan. Dengan modal awal hanya Rp 2,5 juta saja, kini Abun Benyamin
(48), pemilik toko produk mendong bisa meraup keuntungan menggiurkan.
Mendong
merupakan sejenis tanaman padi yang dibudidayakan di sawah. Bahan
tersebut bisa diolah kemudian dikeringkan dan diberi warna menggunakan
bahan kimia dasar yang kemudian bisa menghasilkan barang bernilai tambah
seperti tas, sandal, tikar, tempat sampah, box buku, dan tempat cucian.
"Itu
asli Tasikmalaya, Jawa Barat. Material dari karton dan mendong. Mendong
ditenun dulu dan dikeringkan menggunakan energi matahari. Setelah
kering diberi warna kemudian dikeringkan lagi dan siap dipasarkan.
Pembuatan sehari beres," papar Abun, saat dijumpai detikFinance, di
Pameran CRAFINA, JCC, Minggu (16/12/2012).
Abun mengaku,
produk-produk tersebut, dibuat untuk memberi warna yang beda kepada
masyarakat yang mulai bosan dengan produk-produk moderen.
Bahan
dasar mendong merupakan ciri khas dari Tasikmalaya, Jawa Barat. Selain
dari mendong, produk-produk tersebut juga bisa menggunakan bahan dari
eceng gondok, pandan, dan lidi.
Produk-produk itu dibandrol
dengan kisaran harga Rp 15 ribu - Rp 1 juta. Untuk tikar, misalnya
dengan panjang 2 meter dan lebar 90 cm, produk tersebut dihargai Rp 150
ribu.
Sementara untuk tas, dibandrol dengan kisaran harga Rp 80
ribu - Rp 150 ribu. Selain itu, ada box buku yang harganya Rp 100 - Rp
800 ribu dan tempat cucian yang diberi harga Rp 300 ribu - Rp 500 ribu.
Selain itu, ada tempat sampai yang 1 set-nya dihargai Rp 200 ribu. Ada
juga yang murah loh, sandal dari mendong dibandrol cuma Rp 15 ribu saja.
Namun,
harga-harga tersebut masih bisa nego asal membeli dalam jumlah banyak.
Abun memberi diskon hingga 20 persen untuk setiap produk dengan
pemesanan di atas seratus produk.
"Kalau satuan mahal, kalau
dalam jumlah banyak bisa murah dan nego tergantung jumlah dan
materialnya. Bisa sekitar 10-20 persen diskonnya. Untuk ekspor bisa
sampai 30-40 persen diskonnya dengan minimal pesanan 550 set untuk semua
produk," katanya.
Usaha yang telah dirintisnya sejak 1996 itu,
bisa menembus omset hingga seribu set setiap bulannya untuk box buku.
Sementara untuk tas bisa jauh lebih banyak hingga 2 ribu set per
bulannya.
Tak hanya itu, produk-produk miliknya dalam 2 bulan
terakhir mulai dilirik negara lain seperti Kanada, Eropa (Spanyol), dan
Asia (Jepang, China, dan Singapura). "2 bulan lalu kita ekspor box
cucian ke Kanada. Ekspor sudah kita lakukan dari 5 bulan lalu," kata
Abun.
Mengingat permintaan yang meningkat, Abun tak kalah akal,
dirinya ingin terus melebarkan usahanya ke berbagai kota di Indonesia.
Rencananya. Bulan April 2013, produk-produk hasil kerajinannya akan
mulai disalurkan ke Bandung, Jakarta, dan Bali.
"Kita punya
showroom baru di Tasikmalaya, baru satu. Rencana ekspansi April tahun
depan ke Bandung, Jakarta, dan Bali. Lihat kondisi pasar dulu," akunya.
Abun
mengaku, hingga saat ini angka ekspor mencapai 270 set untuk 1
kontainer untuk produk box cucian. Sementara untuk box buku bisa
mencapai 2600 set per 1 kontainer.
"Kita mengedepankan motif. Mendong lebih banyak variasinya. Kualitas ekspor dan mutu terjaga," katanya.
Pernyataan
itu diamini si pembeli lady (37). Menurutnya, box buku mendong tersebut
memiliki desain yang bagus dan harganya sesuai dengan kualitas.
"Desainnya bagus, buatannya bagus, harganya sesuai dengan kualitasnya,"
katanya.