Berangkat dari kenyataan tersebut, saya memutuskan untuk mengangkat kembali topik yang sama. Kali ini, saya akan membahas setidaknya lima (lagi) kesalahan ke dalam koleksi daftar kesalahan yang biasa dilakukan oleh para trader.
Kesalahan pertama adalah: kurang sabar. Kasus yang paling umum adalah kebanyakan trader kurang sabar dalam menunggu sinyal yang diberikan oleh sistem tradingnya sendiri. Alasannya sederhana: takut ketinggalan momen. Takut kalau harga sudah telanjur rally sebelum ia sempat mengambil posisi. Akhirnya ia nekad untuk mengambil posisi meskipun belum ada sinyal atau pola yang benar-bnar memberikan konfirmasi untuk mengambil posisi.
Kasus lain yang juga sering terjadi adalah kurang sabar sampai harga bergerak mencapai target sesuai dengan apa yang telah diberikan oleh sistem tradingnya. Pembaca yang budiman, seberapa sering Anda menutup posisi Anda ketika Anda baru memperoleh keuntungan beberapa poin (atau pip) padahal target semestinya adalah sekian puluh poin atau pip? Tidak pernah, jarang, atau sangat sering?
Jika Anda merupakan orang yang sering melakukan hal seperti itu, saya tahu persis apa yang Anda pikirkan saat melakukan hal itu. Percayalah, saya tahu. Yang ada di pikiran Anda waktu itu kurang lebih adalah seperti ini: “Daripada berubah jadi loss, lebih baik saya ambil walaupun baru sedikit.” Betul kan?
My fellow traders, ingatlah bahwa jika Anda sudah memiliki sistem trading yang telah teruji dan trading plan yang baik – yang di dalamnya tentu ada money management plan – tidak perlu takut pada kerugian yang sebenarnya sudah Anda batasi dengan stop loss. Trust me, it works.
Kesalahan berikutnya – yang ke dua – adalah membiarkan kerugian berlanjut.Keengganan menggunakan stop loss merupakan biang keladi kesalahan yang ke dua ini. Atau, seringkali trader yang bersangkutan mengubah level stop loss-nya menjadi semakin jauh. Ironisnya, hal ini biasanya dilakukan oleh orang yang juga sangat suka melakukan kesalahan yang pertama kali disebutkan di atas. Nah, kalau seudah demikian, bukankah itu artinya “maju satu langkah lalu mundur dua langkah” alias “mundur selangkah demi selangkah”?
Intinya, yang harus Anda lakukan adalah menggunakan stop loss dengan disiplin, sesuai dengan trading plan yang Anda miliki. Percayalah bahwa kebiasaan memperbesar stop loss atau bahkan tidak menggunakan stop loss sama sekali akan membuat Anda menjadi seorang“adrenalin junkie”. Ini kecanduan yang sangat buruk dalam dunia trading. Kalau Anda ingin memacu adrenalin Anda, silakan lakukan white water rafting atau bahkan bungee jumping. Ini bisnis Bung, dan tujuan bisnis tidak lain adalah making money, bukan pamer nyali.
Kesalahan ke tiga yang akan saya bahas dalam artikel ini adalah memaksakan diri untuk trading meskipun peluangnya sangat rendah. Terkadang hal ini disebabkan oleh kurangnya pengetahuan trader yang bersangkutan mengenai analisis. Tapi terkadang bisa jadi penyebabnya adalah terburu-buru dalam trading, yang erat kaitannya dengan kurangnya kesabaran seperti yang disebutkan pada poin pertama di atas.
Trading memang menargetkan keuntungan, namun itu tidak perlu menjadi alasan Anda untuk lantas menjadi terburu-buru dalam trading. Tidak perlu menargetkan – misalnya – satu transaksi per hari, atau seratus dollar per hari. Biarkan mengalir. Ikuti saja sistem trading dan trading plan Anda. Take it easy. Dengan demikian, tidak akan ada istilah stress gara-gara trading.
Selanjutnya, kesalahan
ke empat: overtrading. Dalam bahasa yang sederhana, artinya kira-kira adalah terlalu banyak bertransaksi. Acuan “terlalu banyak” di sini adalah modal.
Dalam ranah money management dan trading psychology, ada adagium “never add to a losing position”. Jika Anda hanya memiliki modal – katakanlah – untuk bertransaksi sebanyak 10 lot, maka janganlah memaksakan diri untuk melakukan transaksi lagi ketika misalnya Anda masih memiliki posisi terbuka sebanyak lima lot dan semuanya sedang dalam keadaan rugi. Ketahuilah kekuatan modal Anda, sehingga Anda tidak akan pusing tujuh keliling ketika memiliki posisi terbuka yang sedang mengalami kerugian.
Anda mungkin akan tertawa puas (bahkan mungkin akan cenderung bersikap jumawa) jika memang pasar berbalik arah dan “berpihak” pada transaksi Anda, sehingga kerugian Anda berubah menjadi keuntungan berlipat ganda. Namun dalam trading, sangat penting bagi Anda untuk memperkirakan kemungkinan terburuknya, yaitu pasar dengan kejamnya menyeret modal Anda ke neraka kerugian yang mengerikan. Ketika itu terjadi, saya tidak yakin Anda bahkan masih bisa tersenyum.
Terakhir, yang ke lima, adalah sikap ragu-ragu. Ini juga salah. Sikap jumawa memang tidak baik, namun sikap ragu-ragu juga salah. Lho, jadi harus bagaimana?
Keragu-raguan biasanya muncul dari perasaan takut salah. Takut rugi. Saya pernah membahas mengenai hal ini di salah satu artikel saya berjudul
”Menguasai Rasa Takut: Jurus Trading Tersulit?” yang dimuat di blog ini juga. Jadi untuk menghilangkan sikap ragu-ragu ini, seorang trader harus memiliki sistem trading yang telah teruji serta disiplin menjalankan trading plan yang dimilikinya.
Once you have them, use them with no question. Sesederhana itu.